Sampul Celcious

Celcious

oleh Rizki Putri Ramdhani

Sinopsis

"Celcious" adalah sebuah novel memoar yang hangat dan jujur, mengisahkan perjalanan seorang remaja perempuan yang menamakan dirinya Kiki dalam menemukan dan membentuk jati dirinya. Dimulai setelah lulus SMP pada tahun 2016, Kiki, seorang anak perempuan yang tumbuh hanya bersama ayah dan kedua kakaknya, menganggap dirinya sebagai "wadah kosong" dan anak yang "bebal". Awalnya, ia tidak berniat melanjutkan sekolah, namun takdir membawanya masuk ke sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang terasa asing, sebuah langkah yang ternyata mengubah hidupnya secara fundamental.

Di tengah kebingungan dan lingkungan baru yang aneh, Kiki menemukan harta karun yang paling berharga: persahabatan. Buku ini adalah catatan petualangannya bersama teman-teman yang datang dari berbagai penjuru, seperti Cici yang enerjik, Juli yang manis namun penakut, Riva yang jenaka, serta sekumpulan anak laki-laki yang liar dan konyol seperti Apo, Edir, Eril, dan Alwi. Bersama-sama, mereka melewati masa-masa SMK yang penuh kekacauan, mulai dari pernikahan bohongan di kelas, bolos sekolah untuk menjelajahi sungai dan hutan, hingga merayakan ulang tahun dengan kejutan sederhana yang mengharukan.

Kisah mereka berlanjut di luar gerbang sekolah saat menjalani masa PSG (Pendidikan Sistem Ganda) yang penuh tantangan. Tinggal bersama di sebuah kamar sewa yang misterius, persahabatan mereka diuji oleh berbagai kejadian aneh dan menakutkan, termasuk gangguan makhluk halus yang membuat mereka semakin merapatkan barisan. Novel ini dengan detail melukiskan suka duka kehidupan remajaβ€”cinta pertama, patah hati, pertengkaran sepele, hingga momen-momen kebersamaan yang menguatkan ikatan mereka.

Lebih dari sekadar kumpulan kenangan, "Celcious" adalah sebuah refleksi tentang proses tumbuh dewasa. Kiki menyadari bahwa jati diri bukanlah sesuatu yang dicari, melainkan dibentuk melalui setiap pengalaman, kegagalan, dan interaksi dengan orang-orang di sekitar kita. Ditulis untuk mengabadikan memori agar tak lekang oleh waktu, novel ini mengajak pembaca untuk ikut tertawa, terharu, dan merenung bersama dalam sebuah petualangan yang membuktikan bahwa di tengah hidup yang tidak pernah mudah, memiliki satu sama lain adalah anugerah terindah.