Sampul Prahara Cinta di Bumi Rinjani

Prahara Cinta di Bumi Rinjani

oleh Junaedy Amanabi

Sinopsis

"Prahara Cinta di Bumi Rinjani" adalah sebuah novel yang merangkai kisah asmara dengan latar belakang kekayaan tradisi dan budaya Suku Sasak di Lombok pada masa peralihan zaman. Novel ini berpusat pada hubungan cinta antara Budiman, seorang pemuda sederhana, dengan Wirani, seorang gadis desa yang jelita. Kisah mereka yang bersemi di tengah kegiatan sanggar seni harus menghadapi ujian berat ketika dihadapkan pada benturan antara keinginan pribadi dan tuntutan adat serta keluarga, khususnya dari ibu Wirani yang menentang hubungan mereka.

Konflik memuncak ketika ibu Wirani lebih merestui putrinya untuk menikah dengan Bahri, seorang duda mapan yang berhasil memikat hati keluarga dengan kekayaannya. Wirani pun terjebak dalam dilema besar, antara mempertahankan cintanya pada Budiman atau menuruti kehendak ibunya yang mengancam tidak akan memberikan restu. Situasi menjadi semakin rumit ketika Bahri, yang berambisi besar untuk memiliki Wirani, merencanakan penculikan untuk memaksa terjadinya pernikahan, sebuah praktik yang dikenal dalam tradisi lokal.

Di tengah situasi genting tersebut, Budiman terpaksa mengambil keputusan drastis untuk melindungi Wirani dan memperjuangkan cinta mereka. Ia melakukan merariq (kawin lari) dengan Wirani pada siang hari, sebuah tindakan yang memicu huru-hara dan pertikaian fisik, serta dianggap melanggar adat karena tidak dilakukan sesuai kebiasaan. Peristiwa ini menyeret mereka ke dalam serangkaian prosesi adat yang rumit, penuh negosiasi alot mengenai mas kawin dan perwalian, yang menguji keteguhan cinta mereka di hadapan tekanan keluarga dan masyarakat.

Novel ini tidak hanya menyajikan drama percintaan yang penuh prahara, tetapi juga menjadi jendela untuk melihat tradisi Sasak yang sebagian mulai punah, seperti bekayaq (berbalas pantun) dan endeng api (meminta bara api). Melalui kisah Budiman dan Wirani, Junaedy Amanabi mengeksplorasi perjuangan cinta melawan materialisme, konflik antara generasi, serta dilema antara mengikuti kata hati dan menghormati tradisi leluhur di tanah yang megah di bawah bayang-bayang Gunung Rinjani.